Senin, 17 Oktober 2011

Tulisan Akuntansi Manajemen


RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJEMEN
SEBAGAI INFORMASI

PENDAHULUAN
Akuntansi Manajemen 
Adalah proses pengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi/keuangan, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi manajemen yang menggunakan informasi tersebut di mana titik sentralnya untuk pihak-pihak di dalam organisasi/perusahaan.
Contoh :
·         Kalkulasi biaya produk.
·         Kalkulasi biaya suatu aktivitas.
·         Kalkulasi biaya suatu department.

Fungsi Akuntansi Dalam Organisasi
Dipandang dari tugas, fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi dibagi dua kelompok, yaitu :
1.    Fungsi Garis (Link Manager)
    Adalah para pejabat/pegawai atau bagian tertentu dalam suatu organisasi yang mempunyai tugas langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
       Contoh :
       Para manajemen lini seperti :
·        Manajer produksi Sedan.
·        Manajer Prtoduksi Motor
·        Manajer Produksi Bus
  2.    Fungsi Staf
     Adalah pegawai atau bagian yang mempunyai tugas tidak langsung dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan, lebih menekankan pemberian jasa konsultasi, pelayanan dan informasi kepada staf fungsi garis.
      Contoh :Eksekutif  Yang Mengurus Hubungan Dengan Pemerintah

Ruang Lingkup Manajemen

1.   Organisasi dan Tujuan Organisasi
      Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
      Contoh :
§  Panitia 17 Agustus
§  Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat
§  PT Indofood
§  Departemen Keuangan
2.   Strategi
      Adalah pemilihan alternatif untuk mencapai tujuan bagi perusahaan. Satu set strategi yang perlu dijalankan bagi organisasi yang bertujuan mendapatkan laba, yaitu :
a.    Memilih produk/jasa apa yang hendak dijual.
b.    Bagaimana membuat produk/jasa.
c.    Bagaimana memasarkannya.
3.   Struktur Organisasi
      Adalah gambar tentang kelompok-kelompok kerja atau tempat-tempat pimpinan. Serta penjelasan mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang.
   
Fungsi Manajemen
1.   Planning
      Adalah keputusan tentang apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
2.   Coordinating
      Adalah koordinasi dalam melaksanakan planning/perencanaan yang telah ditetapkan, supaya bisa berjalan seperti yang diharapkan.
3.   Directing
      Adalah pengawasan dari pelaksanaan planning pada saat planning tersebut dijalankan, di sini termasuk pengarahan dari orang-orang yang menjalankan planning tersebut
4.   Controlling
      Adalah pengawasan dari hasil pelaksanaan planning yang biasanya dijalankan dengan membandingkan antara planning dengan pelaksanaan sesungguhnya.


JENIS-JENIS INFORMASI AKUNTANSI
SERTA PERBEDAAN AKUNTANSI MANAJEMEN
DAN AKUNTANSI KEUANGAN

Jenis-jenis Informasi Dalam Perusahaan
Informasi
Adalah hasil/output pengolahan data yang terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya.Informasi dibutuhkan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

Keterangan :
a    Informasi Kualitatif
      Contoh : Telah dibangun realestate disebelah selatan Jakarta
a    Informasi Kuantitatif
      Contoh :Telah dibangun 30.000 unit rumah di sebelah timur Jakarta
a    Informasi Akuntansi
      Contoh :Keuntungan Setelah Pajak PT Wanodya Rp.200 milyar
a    Informasi Non Akuntansi
      Contoh : 400 orang karyawan PT Tata keracunan makanan
a    Informasi Operasi
      Contoh : Jumlah  Bahan baku yang digunakan 200 lembar Kayu Lapis
a    Informasi Laporan Keuangan
            Contoh : Neraca , Rugi Laba, Laporan Laba ditahan, Laporan ARus Kas dll.
a    Informasi Akuntansi Manajemen
      Contoh :   Anggaran, Laporan Biaya Produksi, Laporan pendukung pemilihan
                        alternatif.

Jenis-jenis Informasi Akuntansi Untuk Manajemen

1.   Akuntansi Biaya Penuh (Full Cost Accounting)
      Ialah jumlah seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan item tersebut ditambah bagian yang layak dibebankan pada item tersebut dari biaya tidak langsung.
Full Cost bisa berbentuk : :
  1. Biaya Produksi Berdasarkan Full Costing + Biaya Pemasaranl + Biaya Administrasi
  2. Biaya Produksi berdasarkan Variable Costing + Biaya Pemasaran Variabel + Biaya Administrasi Variabel + Biaya OHP Tetap + Biaya Pemasaran Tetap + Biaya Administrasi Tetap.
  3. Unit Level Activity Cost + Batch Level Activity Cost + Product Level Aktivity Cost + Facility  Level Activity Cost
2.   Akuntansi Biaya Diferensial (Differensial Accounting)
   Ialah informasi keuangan yang akan digunakan dalam membantu untuk menentukan alternatifmana yang dipilih, dimana biaya 2 yang berbeda antara satu set kondisi/alternatif yang satu dengan kondisi yang lain dan merupakan biaya yang akan datang
      Contoh :
· Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan membeli atau  membuat
· Informasi yg dibutuhkan untuk mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut
3.    Akuntansi Pertanggung jawaban (Responsibility Accounting)
    Ialah informasi keuangan dengan tujuan untuk pengendalian biaya, dimana setiap pusat pertanggungjawaban yang dipimpin seorang manajer (pimpinan) bertanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat.
      Contoh :
·         Informasi menganai jumlah biay yang telah dikeluarkan dari suatu departemen/Divisi
·         Informasi mengani Kentungan yang diperoleh Kantor Cabang di Jakarta

Perbedaan Akuntansi Manajemen Dengan Akuntansi Keuangan

1.   Tidak mempunyai struktur (Formula) tunggal.
2.   Tidak diatur oleh prinsip akuntansi yang diterima umum
3.   Lebih bebas penyajiannya
4.   Termasuk informasi non keuangan.
5.   Lebih ditekankan untuk masa yang akan datang.
6.   Memperhatikan bagian-bagian lebih penting dari keseluruhan.
7.   Kurang menekankan pada kepastian.
8.   Bukan penilaian terakhir.


Jenis-jenis Laporan Akuntansi
1.   Laporan untuk manajemen.
2.   Laporan untuk perhitungan pajak.
3.   Laporan Khusus
4.   Laporan keuangan yang diaudit.

Tulisan Kuliah Akuntansi

Batas Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi & Audit, Pengalaman Pada Kualitas Audit

Kualitas Audit

Kualitas audit diartikan oleh Deangelo dalam (Balance Vol 1 2004:44) sebagai gabungan probabilitas seorang auditior untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien.
Menurut Dopouch dan Simunic dalam (Balance Vol 1 2004 : 45) memproksi kualitas audit berdasarkan reputasi Kantor Akuntan Publik. Sedangkan menurut Francis dan Wilson dalam (Balance Vol 1 2004 : 45), kualitas audit diproksi dengan reputasi (brand name) dan banyaknya klien yang dimiliki Kantor Akuntan Publik.
Dari ke tiga pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi sistem akuntansi klien dimana kualitas audit ini diproksi berdasarkan reputasi dan banyaknya klien yang dimiliki KAP.
Probabilitas auditor untuk melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam system akuntansi klien tergantung pada independensi auditor. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menurut Boynton dan Kell dalam (Wahana volume 2 1999:23), kualitas jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien, masyarakat umum, dan aturan-aturan. Sedangkan dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), yang dikeluarkan oleh IAI tahun 1994 dinyatakan bahwa kriteria atau ukuran mutu mencakup mutu profesional auditor. Kriteria mutu profesional auditor seperti yang diatur oleh standar umum auditing meliputi independensi, integritas dan objektivitas. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa audit bertujuan meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab kepada klien dan masyarakat umum yang juga mencakup mengenai mutu profesional auditor.
Dalam Wahana Vol 2 (1999:24) disebutkan ada 9 elemen pengendalian kualitas yang harus diterapkan oleh kantor akuntan dalam mengadopsi kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas untuk memberikan jaminan yang memadai agar sesuai dengan standar profesional di dalam melakukan audit, jasa akuntansi, dan jasa review.
Sembilan elemen pengendalian kualitas tersebut adalah :
1. Independensi
Seluruh auditor harus independent terhadap klien ketika melaksanakan tugas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah dengan mengkomunikasikan aturan mengenai independensi kepada staf.
2. Penugasan personil untuk melaksanakan perjanjian Personil harus memiliki pelatihan teknis dan profesionalisme yang dibutuhkan dalam penugasan. Prosedur dan kebijakan yang digunakan yaitu dengan mengangkat personil yang tepat dalam penugasan untuk melaksanakan perjanjian serta memberi kesempatan
partner memberikan persetujuan penugasan.
3. Konsultasi
Jika diperlukan personil dapat mempunyai asisten dari orang yang mempunyai keahlian, judgement, dan otoritas yang tepat. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mengangkat individu sesuai dengan keahliannya.
4. Supervisi
Pekerjaan pada semua tingkat harus disupervisi untuk meyakinkan telah sesuai dengan standar kualitas. Prosedur dan kebijakan yang digunakan adalah menetapkan prosedur-prosedur untuk mereview kertas kerja dan laporan serta menyediakan supervise pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Pengangkatan
Karyawan baru harus memiliki karakter yang tepat untuk melaksanakan tugas secara lengkap. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah selalu menerapkan suatu program pengangkatan pegawai untuk mendapatkan karyawan pada level yang akan ditempati.
6. Pengembangan profesi
Personil harus memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab yang disepakati. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menyediakan program peningkatan keahlian spesialisasi serta memberikan informasi kepada personil tentang aturan professional yang baru.
7. Promosi
Personil harus memenuhi kualifikasi untuk memenuhi tanggung jawab yang akan mereka terima di masa depan. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap tingkat pertanggungjawaban dalam kantor akuntan serta secara periodic membuat evaluasi terhadap personil.
8. Penerimaan dan kelangsungan kerja sama dengan klien
Kantor akuntan harus meminimalkan kemungkinan penerimaan penugasan sehubungan dengan klien yang memiliki manajemen dengan integritas yang kurang. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah menetapkan criteria dalam mengevaluasi klien baru serta mereview prosedur dalam kelangsungan kerja sama dengan klien.
9. Inspeksi
Kantor akuntan harus menentukan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan elemen-elemen yang lain yang akan diterapkan secara efektif. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan adalah mendefinisikan luas dan isi program inspeksi serta menyediakan laporan hasil inspeksi untuk tingkat manajemen yang tepat.
Efisiensi suatu audit menurut Whitaker dan Western dalam (Wahana Volume 2 1999:25) diukur dengan rasio manfaat pekerjaan yang dilaksanakan terhadap sumber daya yang disediakan dan efektifitas suatu
audit merupakan suatu ukuran dari manfaat pekerjaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Dalam Simposium Nasional Akuntansi 5 (2002:562) disebutkan bahwa ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang. Kelima perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas diartikan secara berbeda-beda. Kelima perspektif itu adalah :
1. Trancedental approach, pendekatan ini memandang bahwa kualitas sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.
2. Product based approach, pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur.
3. User based approach, pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seorang merupakan produk
yang berkualitas paling tinggi.
4. Manufacturing based approach, pendekatan ini bersifat supplay based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratan.
5. Value based approach, pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Hasil penelitian Behn et al dalam (Simposium Nasional Akuntansi 5 2002:563) ada 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu : pengalaman melakukan
audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit.
Berikut ini adalah 12 atribut kualitas audit yaitu :
1. Pengalaman melakukan audit (client experience)
Pengalaman merupakan atribut yang penting yang harus dimiliki oleh auditor. Hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor berpengalaman.
2. Memahami industri klien (industry expertise)
Auditor juga harus mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat operasi suatu usaha , seperi kondisi ekonomi, peraturan pemerintah serta perubahan teknologi yang berpengaruh terhadap auditnya.
3. Responsive atas kebutuhan klien (Responsiveness)
Atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu KAP adalah kesungguhan KAP tersebut memperhatikan kebutuhan kliennya.
4. Taat pada standar umum (Technical competence)
Kredibilitas auditor tergantung kepada : kemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang material dan kesalahan penyajian serta kemungkinan auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan terlakasananya standar umum.
5. Independensi (Independence)
Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Bersikap independen artinya tidak mudah dipengaruhi.
6. Sikap hati-hati (Due Care)
Auditor yang bekerja dengan sikap kehati-hatian akan bekerja dengan cermat dan teliti sehingga menghasilkan audit yang baik, dapat mendeteksi dan melaporkan kekeliruan serta ketidakberesan.
7. Komitmen yang Kuat Terhadap Kualitas Audit (Quality Commitment)
IAI sebagai induk organisasi akuntan publik di Indonesia mewajibkan para anggotanya untuk mengikuti program pendidikan profesi berkelanjutan dan untuk menjadi anggota baru harus mengikuti program profesi akuntan (PPA) agar kerja auditnya berkualitas hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari IAI dan para anggotanya.
8. Keterlibatan pimpinan KAP
Pemimpin yang baik perlu menjadi vocal point yang mampu memberikan perspektif dan visi luas atas kegiatan perbaikan serta mampu memotivasi, mengakui dan menghargai upaya dan prestasi perorangan maupun kelompok.
9. Melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (field work conduct)
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan membuat suatu program audit secara tertulis, dengan tepat dan matang akan
membuat kepuasan bagi klien.
10. Keterlibatan komite audit
Komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis dikarenakan mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporan keuangan.
11. Standar etika yang tinggi (Ethical Standard)
Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor harus menegakkan etika profesional yang tinggi agar timbul kepercayaan dari masyarakat.
12. Tidak mudah percaya
Auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, tetapi juga tidak boleh menganggap bahwa manajer adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, adanya sikap tersebut
akan memberikan hasil audit yang bermutu dan akan memberikan kepuasan bagi klien.
Dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, seorang auditor harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam hal ini standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. (SPAP 2001:150.1). Standar umum mengatur syarat-syarat diri auditor, standar pekerjaan lapangan mengatur
mutu pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai indormasi keuangan.
1. Standar Umum :
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan :
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan, pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan
a. laporan auditor harus menyatakan apakah laporang keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Josoprijonggo, Maya D (2005) agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara professional.
Auditor harus bersikap independent terhadap klien, mematuhi standar auditing dalam melakukan audit atas laporan keuangan, memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan melakukan tahap-tahap proses audit secara lengkap. Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
Menurut Simamora, Henry (2002:61), Bukti kompeten adalah bukti yang sahih dan relevan. Kesahihan bukti merupakan fungsi tiga kualitas, yaitu independensi sumber bukti, efektivitas pengendalian internal, dan pengetahuan pribadi langsung auditor. Selain itu, supaya relevan, bukti harus mempengaruhi kemampuan auditor untuk menerima atau menolak asersi laporan keuangan tertentu.
Kecukupan bukti audit berkaitan dengan kuantitas yang harus dikumpulkan oleh auditor untuk dipakai sebagai dasar yang memadai dalam menyatakan pendapatnya.
Dalam menentukan kecukupan bukti audit auditor harus mempertimbangkan :
1. Materialitas dan resiko
Materialitas menunjukkan bahwa jika pos dalam laporan keuangan yang saldonya besar maka diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pos yang bersaldo tidak material. Sedangkan resiko menunjukkan bahwa jika pos dalam laporan keuangan memiliki kemungkinan tinggi untuk disajikan salah.
Maka jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pos yang memiliki kemungkinan kecil untuk salah saji dalam laporan keuangan.
2. Factor ekonomis
Untuk mendapatkan bukti audit yang cukup, auditor juga harus mempertimbangkan factor ekonomis yaitu waktu dan biaya. Jika dengan memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang hamper sama dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, maka auditor memilih untuk memeriksa bukti audit yang lebih sedikit berdasar pertimbangan ekonomis.
3. Ukuran dan karakteristik populasi
Menunjukkan bahwa semakin besar dan semakin heterogen populasi maka bukti audit yang harus dikumpulkan juga semakin banyak.
Kompetensi bukti audit berkaitan dengan kualitas atau mutu atau keandalan bukti audit tersebut. Bukti audit yang kompeten adalah bukti audit yang dapat dipercaya, sah, objektif, dan relevan.
Prosedur dan Teknik Audit Simamora, Henry (2002:69), Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode dan teknik yang dipakai oleh auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Sedang
teknik audit adalah metode yang dipakai oleh auditor untuk mengumpulkan data.
1. Teknik audit
Sepuluh teknik audit yang membentuk basis bagi desain program audit Simamora, Henry (2002:70) :
a. Pemeriksaan Fisik (physical examination)
b. Konfirmasi (confirmation)
c. Pencocokan dokumen (vouching)
d. Penelusuran dokumen (tracing)
e. Pelaksanaan ulang (reperformance)
f. Pengamatan (observation)
g. Rekonsiliasi
h. Permintaan keterangan (inquiry)
i. Inspeksi (inspection)
j. Prosedur analitis
2. Prosedur Audit
Dalam Yusuf, Al Haryono (2001:136), prosedur audit yang biasa digunakan oleh auditor adalah :
a. Inspeksi
Prosedur ini dilakukan auditor dengan memeriksa secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik suatu aktiva guna membuktikan ada atau tidaknya aktiva tersebut, memastikan jumlahnya dan menjelaskan kondisinya.
b. Pengamatan (observation)
Digunakan oleh auditor untuk memperoleh pengetahuan atau gambaran mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh klien.
c. Permintaan keterangan atau wawancara (inquiry)
Digunakan dengan meminta keterangan secara lisan kepada pihak-pihak yang rentan berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.
d. Konfirmasi
Penggunaan oleh auditor dimaksudkan untuk memperoleh informasi berupa jawaban dari pihak ketiga yang independen dalam memverifikasi kebenaran asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.
e. Penelusuran (tracing)
Untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat sesuai dengan otorisasi dan ketelitian serta kelengkapan catatatan akuntansi. Penelusuran terhadap suatu aliran transaksi dimulai dengan mengurutkan bukti asli ke pencatatan akuntansinya.
f. Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching)
Untuk memeriksa dokumen pendukung dari suatu transaksi guna membuktikan sah atau tidaknya suatu transaksi.
g. Perhitungan (counting)
Untuk membuktikan kuantitas dari aset perusahaan dengan cara melakukan perhitungan fisik terhadap aset perusahaan yang berwujud.
h. Penelaahan (scanning)
Dilakukan dengan mereview secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan daftar pendukung untuk mendeteksi unsur-unsur yang tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
i. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Dengan melakukan perhitungan ulang, rekonsiliasi ulang dan pemindahan informasi dari satu catatan ke catatan lain.
j. Prosedur analitik
Dengan membuat perbandingan-perbandingan antara laporan
keuangan tahun yang bersangkutan dengan data keuangan lain atau
data keuangan tahun sebelumnya atau dengan data non keuangan
lain.
Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan klien, ada 4
tahap yang harus dilakukan auditor, yaitu :
1. Tahap penerimaan perikatan audit:
a. Mengevaluasi integritas manajemen
b. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko audit
c. Menentukan kompetensi untuk pelaksanaan audit
d. Menilai independensi
e. Memperhitungkan waktu pelaksanaan audit
f. Membuat surat perikatan audit
2. Tahap perencanaan audit
Tahap ini merupakan tahap yang penting karena keberhasilan perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan yang dibuat oleh auditor Mulyadi (2000:122).
Ada 7 (tujuh) tahap yang harus ditempuh auditor untuk merencanakan auditnya yaitu :
a. memahami bisnis dan industri klien
b. melaksanakan prosedur analitik
c. mempertimbangkan materialitas awal
d. mempertimbangkan resiko bawaan
e. mempertimbangkan faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal
f. mengembangkan strategi audit awal
g. memahami pengendalian intern klien
3. Tahap pelaksanaan pengujian audit
Tahap ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini, auditor melakukan berbagai macam pengujian, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan berikut : pengujian analitik,
pengujian pengendalian, dan pengujian subtantik untuk mengevaluasi saldo laporan keuangan untuk menentukan kewajarannya.
4. Tahap penyelesaian audit
Pada tahap ini, auditor akan membuat laporan auditor independent yang memuat pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan klien. Ada dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini, yaitu :
a. Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan
b. Menerbitkan laporan audit Menurut Simamora, Henry (2002:47), ada 8 prinsip yang harus dimiliki seorang auditor dalam menjalankan profesinya, yaitu :
1. Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Batasan Waktu Audit
Auditor menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat, tetapi akibatnya memiliki efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit, antara lain penurunan tingkat pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal meneliti prinsip akuntansi, melakukan review dokumen secara dangkal, menerima penjelasan klien secara lemah dan mengurangi pekerjaan pada salah satu langkah audit di bawah tingkat yang diterima Kelley dan Margheim dalam (Cohn 2001).
Di bawah tekanan-tekanan waktu, perhatian akan lebih terfokus pada tugas yang dominan seperti tugas pengumpulan bukti berkaitan dengan frekuensi dan jumlah salah saji dan mengorbankan perhatian yang
diberikan pada tugas tambahan seperti tugas yang memberikan aspek kualitatif atas terjadinya salah saji yang menunjukkan potensial kecurangan pelaporan keuangan.
Dalam Ventura (2001:73), disebutkan bahwa penetapan batasan waktu tidak realistis pada tugas audit khusus akan berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit atau auditor pelaksana cenderung
mempercepat pelaksanaan tes. Sebaliknya bila penetapan batasan waktu terlalu lama hal ini akan berdampak negatif pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit.
Jadi penetapan waktu untuk auditor dalam melaksanakan tugasnya harus tepat waktu, sehingga hal-hal seperti disebutkan pada uraian diatas dapat dihindari. Hal ini juga akan dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kualitas auditor.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Hendriksen dalam (Balance 2004:43) bahwa informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan.
Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam
membuat prediksi dan keputusan.
Menurut Ventura Vol 4 (2001:77), hasil penelitian tentang aplikasi hukum Yerdes-Dodson membuktikan bahwa keputusan optimal dicapai pada kondisi batasan waktu moderat, dibandingkan batasan waktu yang
longgar dan ketat.
Teori ini mengemukakan jika waktu aktual yang diberikan tidak cukup, maka auditor dalam melaksanakan tugas tersebut dengan tergesa-gesa sesuai dengan kemampuannya atau mengerjakan hanya sebagian tugasnya. Sebaliknya bila batasan waktu terlalu longgar, maka fokus perhatian auditor akan berkurang pada pekerjaannya sehingga akan cenderung gagal mendeteksi bukti audit yang signifikan.
Eksperimen yang dilakukan oleh Waggoner dan Cashell dalam (Ventura Vol 4. 2001:78) menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang diberikan, semakin banyak transaksi yang dapat dites oleh auditor.
Alokasi waktu penugasan waktu audit biasanya ditentukan diawal penugasan. Auditor bisa menerima penugasan audit beberapa kali. Dalam hal ini pimpinan Kantor Akuntan Publik menetapkan alokasi waktu audit
yang sama untuk penugasan pertama maupun penugasan kedua. Saat melakukan audit pertama kali, auditor dapat dikatakan mengalami batasan waktu audit, karena auditor harus mempelajari terlebih dahulu
karakteristik perusahaan klien, bagaimana sistem pengendaliannya. Sedangkan saat melakukan penugasan audit untuk yang kedua, dan seterusnya, auditor tidak perlu lagi mempelajari karakteristik perusahaan
klien, karena auditor telah mempelajari perusahaan klien saat dia melakukan penugasan pertama kali.
Pengetahuan Akuntansi dan Auditing
Akuntansi Yusuf, Al Haryono (2001:5), akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan menurut Arrens dan Loebbecke
(1996:3) akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan. Jadi dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan untuk
menghasilkan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Yusuf, Al Haryono (2001:5), pada dasarnya akuntansi harus mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusannya akan diambil, maka proses atau menganalisa data yang relevan, dan mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut Simamora, Henry (2002:7), metode akuntansi melibatkan pengidentifikasian kejadian dan transaksi yang berimbas terhadap entitas, begitu diidentifikasi, unsur-unsur tersebut diukur, dicatat, diklasifikasikan dan dirangkum dalam catatan akuntansi.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi berkaitan dengan proses pengidentifikasian, penganalisaan, kemudian mengubah data dalam bentuk catatan akuntansi yang selanjutnya dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan.
Menurut Simamora, Henry (2002:7), tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi informasi keuangan yang relevan dan andal yang bakal berfaedah bagi pengambilan keputusan. Menurut Guy, Dan M., C. Wayne
Alderman, dan Alan J. Winters (2002:9), tujuan umum akuntansi adalah menyediakan informasi keuangan mengenai entitas ekonomi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dari keterangan diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memperoleh informasi keuangan yang relevan dan andal yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002:11) adalah pemeriksaan secara objekif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau
organisasi tersebut.
Sedangkan pengertian auditing Arrens dan Loebbecke (1996: 1) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses pengumpulan, pemeriksaan dan pengevaluasian secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan yang dilakukan oleh seorang yang kompeten yang independen untuk menentukan kewajaran suatu laporan keuangan , dan posisi keuangan serta hasil usaha perusahaan tersebut.
Tujuan audit menurut Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters (2002:9), adalah menguji pernyataan dan meningkatkan keyakinan atas pernyataan tersebut. Sedang menurut Mulyadi (2002:11),
auditing ditujukan untuk menentukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan audit adalah menguji pernyataan, dan
menentukan secara objektif keandalan informasi yang disampaikan oleh menajemen dalam laporan keuangan.
Standar umum pertama mengatur persyaratan keahlian keahlian auditor dalam menjalankan profesinya. Auditor harus telah menajalani pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan teknik auditing (Mulyadi 2002:25).
Bahkan dalam Arrens dan Loebbecke (1996: 21), juga disebutkan jika dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu menangani suatu masalah mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan, mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau mengundurkan diri dari penugasan. Auditor selain harus memiliki pendidikan auditing formal, mereka juga harus peduli dengan perkembangan baru dalam bidang akuntansi, auditing, dan bisnis serta harus menerapkan pernyataan otoritatif baru di bidang akuntansi dan auditing begitu dikeluarkan.
Pengalaman
Menurut Loehoer (2002:2) pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan
penginderaan. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:26), pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya. Jadi kesimpulannya pengalaman adalah
gabungan dari semua yang dialami, dijalani, dirasai, dan ditanggung melalui interaksi secara berulang-ulang dengan sesama benda, alam, keadaan, gagasan dan penginderaan.
Mulyadi (2002:25) jika seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman.
Bahkan agar akuntan yang baru selesai menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan teknis dalam profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (SK Menteri Keuangan No.43/KMK.017/1997 tanggal 27 Januari 1997).
Dalam Jurnal Maksi Vol 1 (2002:5) disebutkan bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan
yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.
Dari dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang auditor paling tidak harus memiliki pengalaman minimal 2 tahun, sebagai akuntan dengan reputasi yang baik di bidang audit untuk dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor.
Untuk membuat audit judgement, pengalaman merupakan komponen keahlian audit yang penting dan merupakan faktor yang sangat vital dan mempengaruhi suatu judgement yang kompleks (Jurnal Bisnis
dan Ekonomi Vol 9 2002:6).
Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman (Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 9 2002:6). Menurut Libby dan Trotman dalam Jurnal Maksi Vol 1 (2002:5), seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya.
Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan
pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan berbeda, demikian halnya dalam mengambil keputusan dalam tugasnya.
Menurut Tubbs dalam (Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 9 2002:6) menunjukkan bahwa ketika akuntan pemeriksa menjadi lebih berpengalaman maka auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan yang terjadi dan memiliki salah pengertian yang lebih sedikit mengenai kekeliruan yang terjadi.
Auditor menjadi lebih sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim serta lebih menonjol dalam menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan penyebab kekeliruan. Pengalaman ternyata secara signifikan mempengaruhi mempengaruhi pembuatan keputusan audit pada waktu kompleksitas penugasan dihadapi oleh auditor.
Arrens dan Loebbeck, (1996: 21), seorang auditor juga dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya.
Jasa-Jasa Akuntan Publik
Menurut Noviyanti, Suzy dan Intiyas Utami (2004:17), jasa-jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi :
1. Jasa audit laporan keuangan
Melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan suatu entitas ekonomi yang dihubungkan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang meliputi Standar Akuntansi Keungan (SAK) yang dikeluarkan oleh IAI dan standar atau praktek akuntansi lain yang berlaku umum.
2 Jasa audit khusus
Merupakan audit atas akun atau pos laporan keuangan tertentu yang dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama.
3 Jasa atestasi
Jasa yang berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat suatu kesimpulan tentang keandalan asersi (pernyataan) tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain melalui pemeriksaan, review, dan prosedur
yang disepakati bersama.
4 Jasa review laporan keuangan
Memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi
komprehensif lainnya.
5 Jasa kompilasi keuangan
Untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan data keuangan serta informasi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas ekonomi.
6 Jasa konsultasi
Jasa yang diberikan KAP bervariasi melalui dari jasa konsultasi umum kepada manajemen, perencanaan sistem dan implementasi sistem akuntansi, menyusun proposal keuangan dan studi kelayakan proyek, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan seleksi dan rekruitmen pegawai, sampai pemberian jasa konsultasi lainnya, termasuk konsultasi dalam pelaksanaan merger dan akuisisi.
7 Jasa perpajakan
Konsultasi umum perpajakan, perencanaan pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT dan penyelesaian masalah pajak.
8 Jasa manajemen
Yaitu pemberian jasa kepada klien agar usahanya dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Empat Macam Pendapat Auditor
Dalam SPAP (2001:2000.13), disebutkan bahwa ada 4 Macam pendapat auditor yaitu sebagai berikut:
1 Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat ini diberikan auditor jika laporan keuangan klien menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2 Pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat yang diberikan oleh auditor jika laporan keuangan disajikan secara wajar tetapi ada pembatasan terhadap ruang lingkup audit baik yang dikenakan klien atau apapun oleh keadaan seperti kegagalan
memperoleh bukti yang kompeten atau ketidakcukupan catatan audit Pendapat tidak wajar
Jika laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan hasil usaha dan arus kas entitias tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia maka auditor dapat
memberikan pendapat wajar atas laporan keuangan klien.
Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pendapat ini diberikan jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan klien.
Jenis-Jenis audit
Menurut Arrens dalam (Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah VI Vol XV, 2005) berdasarkan tujuan audit yang dilakukan, audit terbagi dalam empat jenis audit utama yaitu :
Audit Keuangan
Tujuan audit keuangan meliputi penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan dan kesesuaian dengan standar akuntansi keuangan.
Audit Ketaatan
Audit ketaatan merupakan audit dengan tujuan memeriksa kesesuaian pelaksanaan kegiatan organisasi dengan peraturan.
Audit Manajemen/Operasioanal
Merupakan audit terhadap kegiatan manajerial atau operasioanal dengan tujuan untuk menilai efisiensi, ekonomis dan efektivitas pelaksanaan kegiatan usaha.
Audit Forensik
Audit forensik merupakan jenis audit yang terspesialisasi penugasannya karena tujuannya adalah untuk menilai bukti terjadinya fraud atau kecurangan.

Cerita Trik SUlap 11 Kartu

Trik Sulap 11 Kartu

Bahan yang diperlukan: hanya 11 lembar kartu remi

Cara memainkan:

Pertama: Pegang 11 kartu lalu mintalah penonton mengocoknya lalu kembalikan kepada Anda. Minta penonton memilih 1 kartu (jangan tunjukkan kepada Anda). Lalu mintalah penonton meletakkan kartu tersebut di urutan ke-2 (dari atas).

Kedua: Letakkan kartu satu persatu di atas meja sambil mengeja nama penonton (maksimal nama 11 huruf, kalau terlalu panjang, cukup nama panggilan saja). Bila masih ada sisa kartu di tangan kiri Anda, taruh semuanya di atas tumpukan tadi.

Ketiga: Sekarang giliran Anda mengeja nama saya HENDRY FJ sambil meletakkan kartu satu persatu di atas meja (8 kartu diletakkan di atas meja). Sisa kartu di tangan kiri Anda ditumpukkan di atas 8 kartu tadi.

Keempat: Kemudian letakkan satu persatu kartu di atas meja dan katakan ke penonton, bilang STOP di mana saja Anda mau. Setelah penonton bilang STOP, sisa kartu ditumpuk lagi di atas kartu tadi.

Kelima: Ambil tumpukan kartu tadi, letakkan kartu di belakang punggung Anda. Ambillah kartu ke-2 dari bawah, lalu tunjukkan kartu tersebut kepada penonton. Itu pasti kartunya!

Catatan:
Saat akan melakukan langkah keempat, posisi kartu penonton ada di urutan nomor 2 dari atas. Jadi saat melakukan langkah keempat ini, sebaiknya setelah Anda meletakkan 2 kartu di atas meja, barulah Anda mengatakan “Bilang STOP di mana saja Anda mau.” Tapi kalau pun penonton protes, ingin 1 kartu saja yang diletakkan di meja, tidak masalah. Berarti kartu penonton ada di bagian paling atas. Yang harus Anda ingat adalah saat akan melakukan langkah keempat, kartu penonton ada di urutan ke-2 dari atas (ini kuncinya).
Pada klimaks (saat akan mengeluarkan kartu penonton) sebaiknya dilakukan di belakang punggung agar rahasia sulap ini tidak mudah terbongkar. Anda bisa melakukan macam-macam variasi saat mengeluarkan kartu pilihan penonton tadi.

Permainan ini bisa dimainkan pada siapa saja (meski nama tiap orang berbeda jumlah hurufnya dan mereka boleh bilang STOP kapan saja). Hasilnya tetap sama.

Mengapa pakai 11 kartu? Mengapa kartu penonton harus diletakkan di urutan ke-2? Angka 11 adalah tanggal lahir saya, angka 2 karena saya anak ke-2 dari 4 bersaudara.

Saat akan main sulap, ingat kode etik pesulap.

Anda punya trik sulap sederhana yang akan dibagikan kepada pengunjung situs ini? Silakan kirim penjelasan secara detail ke hensmagic@yahoo.com Nama Anda akan dicantumkan sebagai pengirim trik. Terima kasih atas partisipasi Anda. Seringlah berkunjung ke situs ini, secara berkala kami akan menambah (atau mungkin mengganti) trik gratis yang ditampilkan di situs ini.

Senin, 10 Oktober 2011

Cerita Wajib PASUTRI pra Hubungan INTIM

Aktivitas Wajib Pasutri Sebelum Ngeseks


Saat pagi hari, pernahkah Anda menggoda pasangan dengan kalimat-kalimat nakal? Menyambut hari dengan menjurus pada aksi ranjang, ternyata membuat imajinasi terangsang dengan sendirinya. Kok bisa?
Kata-kata seperti, “Apa yang akan kamu lakukan untuk saya nanti?” atau “Saya tidak sabar membawa kamu melepaskan pakaian kerjamu,” konon bisa membuat gairah “adik kecil” suami penasaran.
“Aksi menulis merangsang imajinasi dengan cara yang tidak dilakukan media sensorik lainnya. Menulis memaksa Anda untuk mengisi bagian yang kosong. Menulis juga membuat (daya) visual Anda sendiri,” ujar Ian Kerner PhD, penulis dari She Comes First.
Menurut Kerner, kombinasi dari kata-kata penulis dan penafsiran si penerima sebenarnya merupakan bentuk seks di dalamnya dan dari dirinya sendiri.
“Ditambah, mengatakan kepadanya apa yang Anda rencanakan untuk menyambut malam. Yang akan membuat dia berpikiran sepanjang hari,” tambah Kerner.
Agar dia terangsang, Anda harus menonaktifkan amigdala Anda, bagian dari otak yang mengontrol ketakutan dan kecemasan. Sekitar satu jam sebelum berhubungan seks, Anda bisa meluangkan waktu untuk mandi dengan air hangat. Fungsinya untuk menenangkan jiwa dan merangsang saraf Anda. Pasalnya, air panas akan membawa darah ke permukaan kulit Anda. Di mana ini membuat seluruh tubuh Anda lebih peka terhadap sentuhan.
Menambah busa sabun dengan aroma mentimun juga bisa Anda coba. Penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa aroma mentimun dapat membuat diri menjadi lebih terangsang. Selain itu, mendengarkan musik favorit Anda bisa mengurangi kecemasan dan tekanan darah.
“Respons emosional orang-orang saat mendengarkan musik yang mereka hafal, memicu respons relaks secara fisiologis,” tukas George Stefano, Direktur Neuroscience Research Institute di College Old Westbury State University of New York.

Cerita Ciuman Payu Dara

Ciumlah Payudaranya Untuk Raih Kepuasan Seks

Semua pria selalu berusaha menyenangkan sang istri untuk mencapai kepuasan seksual. Namun, tidak semua pria ternyata pintar membuat pasangannya terangsang. Mau tahu caranya?
Seorang pria bisa dengan mudah membuat pasangannya terangsang dengan cara memberikan rangsangan berulang-ulang di seputar bagian sensitif tubuh pasangannya. Titik-titik rangsangan pada tubuh wanita ada banyak, di antaranya tiga ini.
Klavikula
Sementara pakaiannya masih lengkap, Anda dapat melempar ciuman berulang kali di sepanjang tulang selangka pasangan. Dareah ini merupakan salah satu tempat paling intim yang dimiliki wanita. Mencium tulang selangka merupakan adegan seksi di matanya dan membuatnya berpikir Anda menghargai tubuhnya.
Jadi, memberikan ciuman sebelum Anda menuju “menu utama” merupakan momen yang bisa membuatnya merasa seksi. Hmm..
Pinggul
Area pinggul wanita lebih sensitif dibandingkan yang Anda tebak. Karenanya, area ini merupakan zona yang sangat penting bagi kenikmatan fisiknya. Apa pun alasannya, mencium, menjilat, dan menggigit bagian pinggul akan mengirimkan aliran kenikmatan ke jari kakinya dan ke atas kepalanya.
Jangan mengabaikan ini. Pasalnya, pasangan ingin mulut Anda bermain di atas kulitnya.
Payudara
Letakkan mulut Anda pada payudaranya merupakan hal yang sangat seksi. Tapi bagaimana Anda memperlakukan payudara bisa berakibat buruk jika tidak tepat. Mencium, menjilat, dan menghisap payudara dianjurkan, bahkan beberapa adegan “menyengat ringan” pun bisa Anda lakukan. Tapi ingat bahwa area payudara itu sensitif. Jadi, sepatutnya Anda harus memperlakukannya dengan benar.
Usai Anda mencumbunya, seharusnya kedua payudara pasangan tidak memar. Ingat bahwa putingnya tidak hanya bagian yang memerlukan perhatian. Gunakanlah mulut Anda di sekitar payudara untuk efek maksimal.

Cerita Tip N Trik SEX

Berbagai Posisi Ngeseks Saat Hamil

Meskipun lagi hamil, urusan seksual tak boleh dikesampingkan. Jika bingung menentukan posisi yang pas saat melakukan permainan panas dengannya, ikuti panduan ini.
Sebagian besar wanita memang dilanda kekhawatiran ketika melakukan seks saat hamil. Namun, sebaiknya jangan terlalu berpikir berlebihan mengenai hal tersebut. Dokter sendiri mengatakan bahwa kehamilan bukanlah alasan yang mematikan kehidupan seks Anda sementara waktu.
“Anda bisa tetap berhubungan seks sampai masa persalinan selama Anda merasa nyaman dan tidak ada komplikasi medis. Kuncinya, lakukan aktivitas tersebut secara berhati-hati,” kata Dr Jvoti Shetty seorang seksolog India. Berikut lima posisi yang dapat dicoba.
Menyamping
“Posisi ini tidak memberikan tekanan pada perut Anda,” jelas Dr. Shetty. Posisi ini juga meningkatkan keintiman antara Anda dan pasangan. Berbaringlah di sisi Anda dalam bentuk C.  Sementara pasangan Anda dapat menempatkan diri di belakang Anda. Posisi menyamping sangat nyaman meski tidak memungkinkan penetrasi secara dalam, seperti ditulis Idiva.
Side by Side
Posisi ini juga memungkinkan Anda memiliki koneksi fisik tanpa perlu menekan perut. Dalam posisi ini, Anda dan pasangan berbaring dengan posisi saling berhadapan. Anda dapat meletakkan kaki Anda di atas untuk memberikan kenyamanan dan posisi lebih dekat. Agar lebih nyaman, sebaiknya posisi dia lebih rendah dari Anda sehingga penetrasi dalam dilakukan dengan lancar.
Woman on Top
“Posisi ini akan memberikan Anda manfaat kedalaman dari penetrasi yang dilakukan,” kata Dr Shetty. Namun, posisi ini dapat melelahkan dalam beberapa bulan terakhir kehamilan Anda. Pastikan Anda dapat mengontrol penetrasi dengan cara menempatkan tekanan minimum pada perut. Klitoris dapat dirangsang bersamaan dengan posisi ini dilakukan.
Doggie style
Pada posisi ini Anda dan pasangan bertumpu pada lutut, sementara dia melakukan serangan dari belakang.
“Sambil melakukan posisi ini, Anda pun bisa melakukan rangsangan dengan bergerak turun naik ke arah tangan dan lutut,” kata Dr Shetty.
Wanita dapat menikmati rangsangan klitoral dan Miss V pada saat yang sama dengan posisi ini. Gunakan bantal di bawah lutut Anda jika merasa sakit. Sebaiknya hindari posisi seks ini dalam beberapa pekan terakhir kehamilan.
Berbaring di tepi ranjang
Pada posisi ini Anda dapat berbaring telentang di tepi ranjang dengan kaki Anda menyebar terpisah di lantai. Pasangan bisa berdiri atau membungkuk ke arah Anda.
“Posisi ini tidak memungkinkan Anda untuk memaksimalkan penetrasi jika pasangan membungkuk di atas Anda. Pastikan bahwa dia tidak memberikan tekanan apapun pada perut Anda,” kata Dr Shetty.


Body Wanita Menentukan Cepatnya Raih Orgasme

Tercapainya  wanita ditandai dengan “kematian” anggota tubuhnya hingga matanya menjadi seperti mata yarbu (sejenis tikus), seolah-olah dia mengantuk. Pada saat orgasme, wajahnya muram, tubuhnya menggigil, keningnya berkeringat, sendi-sendinya mengendur, dan napasnya memburu.
Konon, bentuk tubuh wanita bisa menjadi indikator kecepatannya meraih orgasme. Wanita bertubuh tinggi dan ramping cepat mencapai orgasme, wanita bertubuh pendek dan gemuk lambat mencapai orgasme sedangkan wanita bertubuh sedang tidak cepat juga tidak lambat dalam mencapai orgasme.
Dalam bukunya Arabic Kamasutra, Muhammad al-Baz memaparkan ciri wanita yang cepat mencapai orgasme, yakni wanita yang kedua puting susunya menonjol dan sedikit panjang; apabila berdiri dan menempelkan kedua pahanya, maka keduanya tidak menempel, dan di antara keduanya terdapat celah; klitorisnya tersembunyi; lemak tubuhnya sedikit lembek; telapak tangannya lebar; tubuhnya ramping dan tinggi; kulitnya sangat putih; sering melirik; apabila memandang kepada sesuatu, maka dia tidak mengedipkan mata; serta menyukai makanan yang panas.
“Tiap-tiap dari wanita memiliki ciri,” tegasnya.
Muhammad al-Baz turut menggambarkan ciri wanita yang lambat orgasmenya.
“Tubuhnya pendek; kedua puting susunya tidak menonjol; apabila berdiri maka kedua pahanya menempel dan di antara keduanya tidak terdapat celah; Miss V-nya jelas dan menonjol; perutnya sedikit buncit; kedua ‘gunung kembarnya’ bulat dan berdekatan; kulitnya keras; kedua betisnya kering; pusarnya cekung; punggungnya pendek; suaranya nyaring; gemar bersantai; tidak mau letih; serta menyukai makanan berlemak,” tulisnya.
Nah, apakah Anda setuju dengan penilaiannya tersebut?