"Uang dollar yang diedarkan tersangka semuanya palsu," kata AKBP Anom Wibowo kepada wartawan, Rabu (15/6/2011).
Kepastian itu didapatkan Anom setelah Kevin, seorang agent Secret Service AS untuk kawasan Asia Tenggara menemuinya. Kevin yang datang dari Bangkok menyatakan jika pecahan US$ 100 dollar tersebut palsu dan pecahan lainnya merupakan uang mainan karena sudah tak beredar di Amerika.
Dari Bambang, petugas memang menyita dua lembar dollar pecahan US$ 100, 10 bendel dollar, satu bendel dollar berisi 100 lembar pecahan US$ 100.000 dengan angka tahun 1934, satu lembar dollar pecahan US$ 1.000.000 dengan angka tahun 1928 dan 10 lembar Letter of Acceptance A00000001 A yang diterbitkan United State of America JP Morgan and Company.
"Meski uang itu tidak ada di Amerika tetapi masyarakat awam yang tak
mengetahuinya bisa tertipu," tambah Anom.
Dari data yang dihimpun, denominasi atau pecahan US$ 100.000 sebenarnya ada dan memang pernah diedarkan di Amerika Serikat. Pecahan besar itu diedarkan pertama kali pada tahun 1861 dengan ukuran besar dan diubah dengan ukuran lebih kecil pada tahun 1926. Bersama dengan pecahan itu, dicetak pula pecahan besar lainnya seperti US$ 500, US$ 1.000, US$ 5.000 dan US$ 10.000.
Semua pecahan tersebut dicetak dengan warna hijau kecuali pecahan US$ 100.000 yang dicetak degan warna hitam bergambar Woodrow Wilson, presiden Amerika Serikat ke 28. Pecahan besar tersebut dicetak terakhir pada 1945 dan ditarik peredarannya pada 14 Juli 1969 oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal reserve).
Selama beredar antara tahun 1865 - 1934 uang pecahan besar tersebut biasanya dipergunakan untuk keperluan transaksi finansial besar. Sedangkan pecahan US$ 100.000 hanya dikeluarkan sebagai gold certificate.
Saat ini, pecahan dollar yang sah dan berlaku adalah US$ 1, US$ 5, US$ 10, US$ 20, US$ 50, US$ 100. Barang bukti dollar palsu yang diperlihatkan memang menunjukkan warna dan gambar yang sama dengan dollar asli. Tetapi cetakan yang kasar menunjukkan jika itu adalah dollar palsu.
Sedangkan pecahan US$ 1.000.000 yang dicetak dengan berwarna hijau memperlihatkan gambar presiden George Washington. Aslinya, wajah presiden Amerika Serikat pertama itu tercetak pada pecahan US$ 1.
Bambang sendiri tertangkap saat dipancing petugas. Saat itu Bambang menawarkan dua lembar pecahan US$ 100 dengan harga Rp 1,5 juta. Selain itu, Bambang juga menawarkan satu bendel dollar berisi 100 lembar pecahan US$ 100.000 satu lembar dollar pecahan US$ 1.000.000 senilai Rp 50 juta. Bambang juga menunjukkan Letter of Acceptance untuk memperlihatkan jika uang itu benar-benar asli.
"Setelah kami tawar, tersangka menurunkan harga menjadi Rp 35 juta," lanjut Anom.
Dari pengakuan Bambang, uang tersebut diperolehnya dari Sarinah. Sarinah sendiri mendapatkan uang dollar tersebut dari Eli Kristiani dengan perantara Gus Mus, Mat Kasan, Abdul Rozak dan Samsul Huda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar